Jayapura, WartaGlobal.ID - Ketegangan di Yahukimo kembali meningkat setelah Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Kodap XVI Yahukimo mengumumkan bahwa mereka menembak lima anggota militer Indonesia dalam rangkaian kontak senjata yang berlangsung dua hari, sejak 17 November 2025.
Pernyataan itu disampaikan melalui siaran pers manajemen markas komando nasional TPNPB pada Kamis (20/11/2025). Juru bicara TPNPB Sebby Sambom memaparkan laporan dari komandan batalion Sisibia, Mayor Yosua Sobolim, dan komandan operasi Mayor Kempes Matuan, yang menyebutkan bahwa aksi baku tembak pertama terjadi pada Senin malam, 17 November 2025, sekitar pukul 19.00 hingga 21.00 WIT di kawasan Jalan Gunung, Dekai.
Dalam baku tembak tersebut, TPNPB mengklaim satu aparat tewas dan satu lainnya terluka, sementara sejumlah kendaraan taktis milik aparat mengalami kerusakan akibat tembakan. Kontak senjata berlanjut keesokan harinya, Selasa (18/11/2025) sekitar pukul 10.00 WIT di Kali Bonto, masih di kawasan Jalan Gunung, Dekai. TPNPB kembali melaporkan dua aparat tertembak dan satu orang yang mereka sebut sebagai agen intelijen dieksekusi setelah ditangkap ketika melakukan pengintaian.
Pimpinan Kodap XVI Yahukimo, Brigjen Elkius Kobak bersama Mayor Kopitua Heluka menegaskan bahwa mereka bertanggung jawab penuh atas rangkaian serangan tersebut. Keduanya menyatakan siap menghadapi operasi balasan dari aparat keamanan Indonesia, namun meminta agar masyarakat sipil tidak dilibatkan dan tidak dijadikan target dalam setiap operasi penindakan.
Juru bicara TPNPB kembali menyerukan kepada pemerintah Indonesia, khususnya Presiden Prabowo Subianto dan Panglima TNI Agus Subiyanto, untuk menghentikan penangkapan maupun penembakan warga sipil di wilayah konflik. TPNPB menegaskan bahwa banyak warga masih mengungsi ke hutan akibat meningkatnya intensitas operasi keamanan.
“Jangan jadikan masyarakat sipil korban dalam perang ini,” ujar Sebby Sambom.
KALI DIBACA




.jpg)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar