Papua pegunungan Wrtapapuaglobal id ,- Sejumlah organisasi mahasiswa dan masyarakat sipil yang tergabung dalam Front Justice for Tobias Silak mengadakan pertemuan di Taman Khur Mabel, Kota Wamena, pada Sabtu (5/7).
Pertemuan ini merupakan konsolidasi awal menjelang sidang ketiga kasus penembakan yang menewaskan aktivis muda Papua, Tobias Silak, yang akan digelar pada 7 Juli 2025.Perwakilan front, Mijinus K. Ibage, menyampaikan, pihaknya menilai ada banyak kejanggalan dalam proses hukum yang sedang berlangsung.
“Kami melihat proses demi proses yang terjadi, dan menemukan ada hal-hal yang tidak transparan dan sengaja disembunyikan oleh lembaga-lembaga terkait. Kami berharap sidang tanggal 7 nanti benar-benar digelar sesuai jadwal dan dilakukan secara terbuka,” ujar Mijinus.
Front ini mengajukan beberapa tuntutan penting, yaitu:Sidang empat terdakwa harus dilaksanakan secara adil, independen, dan transparan.Pelaku penembakan harus dihukum seberat-beratnya dan dipecat dari institusi.
Harus ada pengusutan menyeluruh terhadap semua pihak yang terlibat, termasuk atasan atau komandan lapangan, dan dijerat dengan pasal pembunuhan berencana. Negara wajib memberikan kompensasi, restitusi, dan rehabilitasi kepada keluarga korban.
Organisasi yang tergabung dalam Front antara lain GMNI, GMKI, HMI, PMKRI, HMKJ, HMY, Lapak Baca Agamua, dan Forum Pribumi Papua. Perwakilan OKP Cipayung Plus Jayawijaya, Hengky Hilapok, yang juga Sekretaris GMNI Jayawijaya, menyampaikan keprihatinan atas lambatnya proses hukum.
“Kami meminta agar pelaku penembakan diadili seadil-adilnya. Nyawa orang Papua tidak bisa diganti dengan uang. Semua harus diselesaikan berdasarkan hukum yang berlaku,” kata Hengky.
“Kalau proses pengadilan terus ditunda, ini memberikan pesan buruk bagi rakyat Papua. Hukum jadi terasa tajam ke bawah dan tumpul ke atas. Jangan sampai hukum justru menjadi alat negara untuk menindas,” pungkasnya. (Red)
KALI DIBACA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar